
Kisah – kisah tragis itu memberi gambaran pada segenap kesadaran manusia saat ini. melalui berbagai bacaan kisah-kisah itu mewujud dalam cerita hingga kini. Seperti kisah cinta di tanah Jawa 1357 masehi, saat itu Raja Majapahit Hayam Wuruk “takluk” pada kecantikan Dyah Pitaloka Citraresmi dari kerajaan Sunda. Namun, rencana pernikahan ini gagal akibat dari “ambisi penaklukan” panglima Gajah Mada yang menyerang rombongan Prabu Linggabuana dari kerajaan Sunda. Perang ini berakhir dengan kematian Dyah Pitaloka yang bunuh diri.
Ada kisah cinta kuno yang mengakibatkan destruksi massif divisualisasikan melalui film Troya. Cinta ini melibatkan anak dan ratu raja dari dua kerajaan yang berbeda, Troya dan Sparta, sebab dari cinta oleh penculikan ratu Sparta inilah yang menyebabkan perang besar dua kerajaan kuno dimasa lalu. Kisah mitologi Yunani kuno Oedipus Rex yang diadopsi Sigmund Freud sebagai Oedipus komplexs dan Electra komplexs yang dipaparkan dalam psikoanalisa adalah representasi dari sifat paradoks dan ambigu manusia, ia mencintai tapi sekaligus juga berpotensi bertindak kasar (benci).
Melalui pendekatan psikoanalisa yang tak lain merupakan upaya untuk mengurai dan memetakan jiwa manusia yang kompleks tersebut agar pertentangan batin, cinta dan benci. Bagaimana sifat dan sikap welas asih atau empati. Menjadi dorongan merasakan atas sesuatu dari yang liyan ini merujuk pada gejala perkembangan jiwa manusia yang unggul atau super. Mirip dalam Ubermenchnya Nietzsche, yang melibatkan kreativitas, kemandirian, dan empati atau welas asih.
Rasa welas asih yang direpresentasikan melalui karya seni grafis olek kelompok 7. Melalui Pameran seni grafis “Welas Asih”, Opening : Sabtu, 22 Februari 2025, Pukul : 17:00 – selesai, tempat : Ruang Garasi, jl. Gandaria lV, no.2, Keramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Perupa : Ardian 30″, Gemar Aridewo , Mayek Prayitno, Puji Bagio, Ruth Adelyne, Sari Koeswoyo, Taufik Rachman. Pameran dibuka oleh : Vicky Sianipar.
Hitam putih karya karya yang terpajang merepresentasikan bagaimana welas asih menjadi panduan gelap terangnya kisah-kisah yang telah banyak dilalui oleh rasa kemanusiaan. Gegap gempita selama kisah berlangsung adalah gambaran terluas yang dapat dipahami. Sedangkan framing welas asih dalam pameran ini merupakan sudut pandang welas dan asih ada dalam pikiran. ***