
Dalam seni Indonesia, tubuh yang telanjang tidak pernah memiliki satu makna. Sebelum kekuasaan kolonial, ia muncul dalam relief candi dan lukisan seremonial – terjalin dalam kosmologi, praktik ritual, dan gagasan regenerasi. Berbeda dengan saat ini, di mana tubuh dianggap pribadi, tubuh menjadi milik tatanan spiritual dan komunial.
Natasha Doroshenko Murray
Salah satu yang unik ditampilkan dalam ArtMoment kali ini adalah proyek seni nude. Bagaimana tubuh menjadi obyek seni tanpa memperlihatkan bahwa yang dilukiskan itu tabu. Sementara ini pameran tentang tubuh tidak berpakaian sangat sulit ditampilkan oleh sebab nilai-nilai sosial yang belum mendukung. memaknai tubuh dalam karya lukis merupakan hal terpenting. Sebab bagaimanapun hal itu memperlihatkan modernitas masyarakat dalam gelombang peradaban yang dikuasainya.
Proyek pameran ini dikurasi oleh Natasha Doroshenko Murray, yang ditampilkan pada tanggal 07–10 August 2025, bertempat di AgoraExhibition Hall, 11 Floor, Jl Jendral Sudirman, Jakarta. Kelebihan proyek ini adalah menapaki sejarah seniman yang berproses dengan subyek kebertubuhan dan memperlihatkan perpektif anatomis pada bagian vital. Keragaman yang dibentuk dari pelukisan dalam karya-karya ini cukup detail dan bukan hanya seputar alat vital manusia.
Galeri yang berpartisipasi: G13 Gallery, Andi’s Gallery, Sanggar Luhur, Mayin Art Gallery, Art Agenda, ISA Art Gallery, Natan Art Gallery, Art:1 New Museum, RUANG//, ArtSociates, Lano Contemporary Art Gallery, Metis, RuangDini, Kiniko Art Gallery, Haiyat Gallery, V&V Gallery, SEWU SATU.
Masing-masing galeri mengirimkan karyanya ke booth khusus salah satu pojok Artmoment. Seniman-seniman yang berpartisipasi dalam proyek seni nude ini: Syakieb Sungkar, Meta Meilita, Nathaniel Amaris dan lain-lain. Obyek karya dengan bagian-bagian tubuh sebagai perspektif untuk ditonjolkan menjadikan eksistensi tubuh tanpa pakaian menjadi terbuka, nampak anatomis, serta mempertunjukan obyektivitas bagian yang menarik bagi seniman untuk melukiskannya.
Tetapi bagaimana membentuk keanggunan tubuh hingga memperlihatkan sisi eksotis yang memperkuat dimensi lukisan yang ditampilkan. Gaya lukis yang diperlihatkan nampak beragam, baik ekspresif, dekoratif atau realis. Ini memperlihatkan bagaimana perkembangan seni modern di Indonesia berkembang melalui tema-tema tubuh secara frontal.
Pameran yang bertajuk Nude: Sex, Gender, & Eroticism in Indonesian Art. Menyisir kesejarahan obyek tubuh tanpa pakaian yang pernah dilakukan oleh seniman seniman terdahulu, hingga kini. Hal ini merupakan dasar dari cara menggambar untuk memperlihatkan perspektif anatomis dalam gaya gambar seniman.
“NUDE membuka ruang untuk dialog dan mengajak kita untuk mengeksplorasi karya-karya dari awal modernisme hingga saat ini – mengamati pergeseran makna, tonalisme, dan niat dalam menggambarkan tubuh” ,ungkap Natasha Doroshenko Murray, kurator, dalam pengantar tulisannya pada pameran ini. ***