
Pendekatan sosial dan pendekatan individual itu merekam semua entitas yang komprehensif. Jika nama dan peristiwa dijadikan satu maka realitas adalah pergerakan hidup, nama adalah sumbu utama, khususnya nama tokoh pada peristiwa, begitulah entitas berproses. Pengalaman mendukung apa yang dikerjakan, pendekatan sosial berlaku ketika melukis merupakan gambaran dari pengalaman hidup.
Itulah realitas Dumasi Marisina Magdalena Samosir melukiskan pengalaman hidupnya yang dilakukannya setelah melakukan penyelaman bawah laut. Ketika dia berada di darat lalu melukiskannya dengan cat air diatas kertas. Ekspresi yang dilukiskannya menjadi pengalaman yang terdekat dalam hidup. Lukisan merupakan bagian terpenting dalam karyanya.
Semua itu merupakan bagian jawaban dari pertanyaan bagaimana peristiwa terjadi? Apa yang menjadi penting dari peristiwa tersebut? Begitulah pendekatan filosofi yang terjadi ketika dirinya berkarya. Kekuatan ekspresif memang muncul dalam karyanya, seperti mendekatkan alam bawah laut yang dia kunjungi ketikan melakukan diving dengan peralatan selam yang selalu menempel di punggungnya.
Karya-karyanya tentang pengalaman itu diikut sertakan dalam pameran Artmoment, bertempat di Agus Budiyanto Aquarelle Studio dan International Watercolor Society Indonesia, booth #B30, di Agora Exhibition Hall, Jl Jendral Sudirman, Jakarta. Pameran berlangsung dari tanggal 7-10 Agustus 2025.
Dua lukisan Dumasi merupakan representasi pengalaman yang tidak terlupakan ketika dia melakukan diving. Kedalaman bawah laut yang menyediakan alam luar biasa. Unntuk dilihat, diresapi dan memberi makna pada psikologis tentang alam lain selain daratan. Sekitar 165 kali diving telah dilakukannya diberbagai tempat di negeri ini. Tanpa melewatkan keindahan yang mengguncang rasa alam bawah sadarnya.
Menurut Dumasi, Sekitar tahun 2022 sudah melakukan 165 kali diving. Diberbagai tempat, dengan alam yang lain dari pada yang lain dibawah laut. Ketika saya melukiskannya seperti memindahkan keindahan itu melalui warna dalam lukisan sehingga orang dapat memahami bagaimana keindahan yang terekam dibawah laut dengan ekspresi yang saya lukiskan menjadi keseimbangan.
“Kejadian lain yang tidak saya kehendaki juga saya alami, kecelakaan, hingga menyebabkan jari tengah saya terluka cukup dalam, ini terjadi ketika saya masih diatas kapal, tidak terasa lukisa itu ketika melakukn diving. tetapi setelah naik ke atas. Lukisan itu terasa hingga saya harus jahit luka itu di rumah sakit. Ini terjadi sekitar 11 mei 2025 bertempat di pulau Weh, Aceh”,pungkasnya sambil menunjukan luka di jari tengahnya yang masih dibungkus perban. ***