Dengan potensi perikanan tangkap yang mencapai 1.143.673 ton ikan, Kabupaten Natuna dipredikatkan sebagai golden fishing ground Indonesia.
Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Dinas Perikanan secara berkesinambungan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Kita membuat program-program yang mendukung arah kebijakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Zakimin, S.Pi. saat ditemui di Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Natuna.
Salah satunya adalah mempererat komunikasi dengan para nelayan, untuk mengetahui tantangan-tantangan yang dihadapi dan kemudian diakomodasi melalui program atau kebijakan.
Seperti mendorong modernisasi peralatan penangkapan ikan dengan mengganti alat pancing konvensional ke peralatan yang lebih modern dan efektif, seperti gillnet atau jaring insang.
Serta penggunaan fish finder dan global positioning system (GPS) untuk mengetahui lokasi yang banyak dihuni oleh ikan. Hal ini tentu bisa menghemat waktu dan biaya para nelayan saat melaut, di samping juga meningkatkan produktivitas hasil tangkapan. Diharapkan terjadi perubahan pola pikir para nelayan, yakni dari “pergi mencari ikan,” menjadi “pergi mengambil ikan.”
“Tapi untuk menggunakannya juga diperlukan keahlian, sehingga nantinya juga akan diberikan pelatihan kepada para nelayan,” lanjut Zakimin, S.Pi.

Sementara untuk menjamin keamanan dan keselamatan para nelayan, Pemerintah Kabupaten Natuna juga terus melakukan koordinasi dengan kementerian dan badan-badan terkait.
Seperti dengan Satuan Kerja (Satker) Sumber Daya Kelautan Perikanan (SDKP) dan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) yang rutin melakukanpengawasan dan pemantauan di wilayah perbatasan Laut Natuna Utara. Baik Satker SDKP maupun Bakorkamla juga kerap melakukan razia dan penindakan terhadap kapal nelayan asing yang melakukan penangkapan ikan ilegal di Laut Natuna Utara.
Para nelayan Kabupaten Natuna saat ini juga bisa melaut dengan tenang karena dilindungi dengan asuransi jiwa. Asuransi tersebut bisa dengan mudah diakses lewat situs resmi Dinas Perikanan Kabupaten Natuna. Di mana para nelayan cukup melengkapi beberapa persyaratan dan mengisi formulir yang disediakan untuk mendapatkan asuransi tersebut.
Semua hal tersebut menjadi dukungan morel tersendiri bagi para nelayan, yang secara tidak langsung juga meningkatkan daya saing nelayan Kabupaten Natuna dengan nelayan dari wilayah atau negara lainnya.
Di samping perikanan tangkap, perikanan budidaya Kabupaten Natuna juga tidak kalah menjanjikannya. Di mana potensinya bisa mencapai hingga 34.000 ton /tahunnya.
Salah satu primadona perikanan budidaya di Kabupaten Natuna adalah Ikan Napoleon, jenis ikan karang besar yang biasa hidup di daerah tropis.
Ikan ini diketahui memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan salah satu komoditas ekspor utama perikanan budidaya di Kabupaten Natuna. Harga per kilogram Ikan Napoleon ditaksir bisa mencapai Rp1,2 juta hingga Rp1,6 juta.
Sementara di negara tujuan ekspornya, harganya bisa melambung berkali-kali lipat. Di Hongkong misalnya, harga satu ekor Ikan Napoleon bisa mencapai US$ 5.000 atau sekitar Rp 70 juta.
Meski begitu, untuk menjaga keberlangsungan Ikan Napoleon terdapat regulasi yang mengatur budidaya serta penjualannya. Ikan Napoleon yang boleh diperjualbelikan atau di ekspor hanya yang memiliki berat 1000-3000 gram. Sementara untuk ukuran 100-1000 gram dan 3000 gram ke atas, masuk dalam kategori perlindungan terbatas.
Selain Ikan Napoleon, terdapat juga budidaya ikan laut lainnya, seperti Kerapu dan Bawal. Sementara untuk ikan air tawar terdapat budidaya Ikan Lele, Nila, Mas, Mujair, Gurame, dan untuk ikan air payau ada Ikan Kakap Putih, Bandeng, Udang Windu dan Udang Vanname. Terdapat juga budidaya rumput laut yang tidak kalah menjanjikannya.

Industrialisasi Perikanan
Industrialisasi perikanan diyakini mampu memberikan nilai tambah serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi keluarga para nelayan.
“Di mana bisa melibatkan ibu-ibu termasuk dari keluarga nelayan. Misalnya untuk pembuatan kerupuk ikan, bakso, nuget dan sebagainya. Bahan-bahannya sangat melimpah di Kabupaten Natuna ini. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan itu sendiri,” terang Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Zakimin, S.Pi.
Diketahui, industrialisasi merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan perikanan berkelanjutan di Kabupaten Natuna. Di mana dalam penerapan industrialisasi perikanan ini, akan diproduksi produk-produk olahan ikan yang bahan bakunya disesuaikan dengan potensi perikanan laut Kabupaten Natuna dan tentu saja yang bernilai ekonomi tinggi.
Di samping dampak ekonomi, industrialisasi perikanan juga bisa menjadi solusi atas masalah pengangguran dan kesejahteraan di Kabupaten Natuna. Di mana nantinya industrialisasi perikanan ini akan membuka lapangan pekerjaan baru dan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
