“Demi gengsi bahkan kita tega menipu diri sendiri”
Resepsi mewah dengan dekorasi dan gaun pengantin yang glamor tentu menjadi dambaan setiap pasangan. Namun tentu hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan mahalnya biaya resepsi tersebut yang kemudian menjadi salah satu faktor kenapa para pasangan muda, khususnya di Jakarta memilih untuk menunda pernikahannya.
Hal ini tentu menjadi momok tersendiri, apalagi bagi pasangan muda yang dari segi penghasilan bisa dikatakan pas-pasan. Gaji perbulan yang hanya berkisar Rp 3-7 juta perbulan tentu dirasa sangat berat untuk membiayai sebuah resepsi pernikahan yang mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah di Jakarta.
Rata-rata gedung pernikahan di Jakarta mematok harga Rp 10-80 juta. Sementara untuk biaya makanan atau katering bisa mencapai harga Rp 45.000,00 sampai Rp 150.000,00/orang, bayangkan jika Anda mengundang 1000 orang.
Namun di balik itu semua, ternyata biaya resepsi yang mahal tidak menjamin langgengnya suatu pernikahan. Sebuah penelitian berjudul “A Diamond is Forever and Other Fairy Tales: The Relationship between Wedding Expenses and Marriage Duration” memaparkan bahwa biaya yang besar untuk pesta pernikahan justru beresiko berujung perceraian.
Penelitian yang dilakukan pada 3000 pasangan di Amerika ini menunjukan data yang mengejutkan. Untuk biaya pernikahan dibawah angka Rp 12 juta, resiko perceraian cenderung lebih kecil ketimbang dengan biaya pernikahan yang mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara itu Amanda McAlister dari biro pengacara Slater dan Gordon mengatakan penyebab utama perceraian pasangan yang menikah dengan resepsi mewah adalah timbulnya konflik pasca bulan madu. Konflik tersebut biasanya dipicu masalah pembayaran hutang yang dipakai untuk menutup biaya pesta pernikahan. Selain itu ketidakpastian ekonomi pada masa sekarang membuat rumah tangga pasangan muda mudah goyah.
“Demi gengsi bahkan kita tega menipu diri sendiri,” kata McAlister.
Jadi bijaklah dalam merayakan hari bahagia Anda. Bukankah esensi pernikahan lebih penting ketimbang ego untuk menampilkan kemewahannya?