Categories Blog

Visualisasi Tanda

Membuat tanda menjadi ikon pada lukisan, kadang menjadi penting, untuk menunjukan bagaimana mengejawantahkan konsep dalam lukisan tersebut. Sebagian tanda yang dibangun dalam lukisan merupakan bagian dari keseluruhan pengertian yang dilukiskan. Hal inilah yang menjadikan lukisan mempunyai tanda serta nama pelukis menyertainya, tanpa melihat dari dekat judul karya. Melihat karya, publik sudah mengetahui lukisan siapa itu.

Memuat tanda dalam lukisan menjadi penting. Jika yang dikehendaki hal seperti itu. Sehingga publik mengetahui identitas pelukis dengan karyanya. Itulah visualisasi tanda yang dibangun pelukis dalam menghadirkan karyanya. M Solech mencoba memberi gambaran tentang kejelasan hal itu dalam salah satu karyanya. Mencoba memuat tanda dalam lukisan untuk mempermudah konsep dikenali. Bagaimana hal itu dilakukan M Solech?

Pada judul lukisan Menembus Cakra Sejarah, 100x 145m, akrilik diatas kanvas, 2025, dominasi warna pada lukisan yakni, warna coklat tu bergradasi menuju coklat muda hingga menuju warna kuning ditengah lukisan sebagai senter lukisan, dengan kuda putih memecah jam keluar dari tengah lukisan. membuat jam besar yang berada ditengah bidang kanvas nampak pecah berantakan. Berasa kuda berlari muncul keluar dari jam dan terlihat seluruh tubuhnya.

Sedangkan dibawah kaki kuda nampak senjata-senjata tradisional berserak. Seperti tombak, keris dan semacam tongkat komando. Tidak jauh dari kaki kuda terdapat bunga putih. Letaknya tidak jauh dari surat-surat yang berserak rapi diantara kaki kuda. Senjata menunjukan tanda bahwa telah terjadi perlawanan, perang atau kekerasan yang menyelimuti situasi hingga kuda itu berlari. Jam pecah memperlihatkan waktu yang bergolak, memberi pengertian mendasar bawa waktu kejadian telah berlalu.

“Bunga putih itu adalah bunga kemuning. Bunga yang ditanam di setiap tempat dimana Pangeran Diponegoro melewatinya. Jadi bunga itu adalah tanda dimana setiap jalan yang telah dilewati ada bau harum yang menyelimuti jalanannya. Sehingga tanda tidak dibangun lewat benda tetapi lewat bau harum bunga kemuning. Tentu hal ini tidak dapat diketahui pihak musuh pada waktu itu. Oleh sebab penanaman bunga juga tidak membutuhkan waktu lama, tinggal menyebarkan di tanah tempat bunya bisa tumbuh” ,ungkap M Solech, saat kami bertemu didepan karya lukisnya pada suatu kesempatan.

Apa yang dilakukan M Solech dalam melukiskan Pangeran Diponegoro sebagai subyek tidak menunjukan wujud utuh Sang Pangeran, tetapi membangun tanda dengan menunjukan benda yang pernah dimiliki Sang Pangeran. Representasi bentuk yang dilukiskannya memberi kekuatan bahwa tanda yang dilukiskan mempunyai masa lalu. Serta dimilki oleh orang yang dituju oleh pemikiran pelukisnya, M Solech. Itulah kekuatan visualisasi tanda dari lukisan ini. ***

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *