Categories Ragam Daerah

Profil Daerah: Kabupaten Kepulauan Natuna Menuju Geopark Dunia

Kemolekan paras Kabupaten Kepulauan Natuna selalu mengundang decak kagum bagi siapapun yang memandangnya. Keindahan alam dan jejak sejarah yang menyertainya menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi para pelancong, baik dalam maupun luar negeri.

Kabupaten Kepulauan Natuna juga memiliki biodiversity, baik flora maupun fauna. Salah satu yang menyita perhatian adalah Kekah, primata endemik dan hanya bisa ditemukan di Kabupaten Natuna, khususnya Pulau Bunguran.

Selain itu, wilayah ini juga dikenal mempunyai cultural diversity atau keanekaragaman budaya yang khas, seperti (kesenian) Mendu, (kesenian) Ayam Sudur, (kesenian), Bertingkah Alu, tari Zapin dan sebagainya.

Terdapat juga geodiversity berupa aneka ragam batuan yang berasal dari zaman Jura atau peridoe pertengahan era Mesozoikum. Berdasarkan penelitian para ahli, batuan tersebut berusia antara 144 sampai 188 juta tahun dan berasal dari kerak samudra, kerak benua serta sungai purba.

“Hal tersebut menjadi alasan Kabupaten Kepulauan Natuna ditetapkan sebagai geopark nasional,” ungkap Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Natuna H. Hardinansyah, SE, M.S.

Saat ini, terdapat delapan geosite di Kabupaten Nasional yang telah ditetapkan sebagai geopark nasional sejak tahun 2018, yakni Tanjung Datuk, Gua Kamak, Gunung Ranai, Tanjung Senubing, Pulau Senua, Batu Kasah, Pulau Akar dan Pulau Setanau.

Ke depannya, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Natuna melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan menambah 12 geosite lagi di Kabupaten Natuna. Terkait hal tersebut, saat ini tengah dilakukan penelitian dan persiapan untuk melengkapi dokumen-dokumenyang dibutuhkan.

Diketahui, ada tiga tujuan utama dari penetapan geopark nasional tersebut, pertama untuk melindungi atau konservasi batuan purba yang nantinya juga akan diajukan untuk menjadi warisan geologi nasional. Kedua untuk menunjang edukasi, baik itu pendidikan maupun penelitian dan yang terakhir untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat.

“Jadi tanpa merusak bebatuan, hayati, kemudian pelestarian budaya juga itu dapat menghidupkan ekonomi masyarakat lewat kunjungan wisatawan di sana dan lain sebagainya. Itu keuntungan bagi masyarakat,” terang Hardinansyah, SE, M.S.

Kabupaten Kepulauan Natuna saat ini juga diusulkan sebagai situs taman bumi (geopark) UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), melalui letter of intent (LOI). Selain akan berdampak pada perkembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi, penetapan Kabupaten Kepulauan Natuna sebagai geopark juga akan menguatkan eksistensi dan kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) di wilayah perbatasan.

“Namun ada hal-hal yang harus kita siapkan, dossiernya (dokumen/berkas), kemudian masterplannya, serta sarana dan prasarana yang ada di geosite, juga tambahan untuk geosite,” jelas Hardinansyah, SE, M.S.

Masterplan geopark sendiri saat ini tengah disusun bersama dengan Badan Pengelola (BP) Geopark Kabupaten Natuna. Hardinansyah, SE, M.S berharap, semua pihak termasuk masyarakat dapat mendukung rencana besar ini.

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like